Rabu, 20 Juni 2012

Internet Indonesia termasuk sangat lambat

Internet Indonesia termasuk sangat lambat - Tren penggunaan internet secara global untuk penggunaan sehari-hari semakin meningkat, untuk keperluan tersebut dibutuhkan bandwidth yang cepat dan stabil.

Data dan batasan
Pengguna internet bergerak(mobile) di Indonesia sekitar 39,6 juta pengguna (2010) dan pada tahun 2015 diperkirakan akan mencapai 145,2 juta pengguna. Sementara pengguna satuan sambungan telepon (SST) atau fixed line pada saat ini hanya tidak lebih dari 15 juta pengguna.
Kecepatan koneksi internet di berbagai Negara : Korea Selatan menjadi negara dengan koneksi internet rata-rata tercepat pada kuartal akhir 2011, yakni 17,5 Mbps. Negara selanjutnya adalah Jepang dan Hongkong dengan koneksi rata-rata 9,1 Mbps, Belanda 8,2 Mbps, dan Latvia 7,8 Mbps.  Posisi ke-6 sampai ke-10 diduduki oleh Swiss (7,3 Mbps), Irlandia (6,8 Mbps), Ceko (6,7 Mbps), Romania (6,4 Mbps), dan Belgia (6,1 Mbps). Sementara itu, kecepatan koneksi di Amerika Serikat pada kuartal akhir 2011 lalu turun 5,3 persen dengan kecepatan rata-rata 5,8 Mbps.
Kecepatan koneksi internet di berbagai Asia, yaitu berdasarkan data Akamai (lembaga riset dari Amerika Serikat), kecepatan koneksi internet rata-rata di Indonesia sekitar 772 kbps, dimana kecepatan koneksi tersebut tertinggal dengan negara-negara lainnya di kawasan Asia, seperti : Malaysia 1,7 mbps, Thailand 3 mbps, Filipina 1 mbps, Vietnam 1,5 mbps, Kamboja 1,2 mbps, dan Laos 956 kbps, India 839 kbps dan Pakistan 787 kbps.
Indonesia hanya lebih baik dari Timor Leste (260 kbps) dan Papua Niugini (693 kbps).
Jaringan fixed broadbandmemberikan kecepatan dan kestabilan koneksi internet lebih baik dibandingkan dengan jaringan wireless.  Perkembanganfixed broadband akan meningkatkan lalu lintas e-commerce, dengan syarat harus didukung koneksi internet yang cepat dan stabil.  Para operator tentunya akan menggenjot pembangunan infrastruktur ini (terutama fixed broadband) dikarenakan tertarik oleh pengguna pasar data yang semakin besar.
NIX (Nusantara Internet Exchange) adalah :  (a).  Infrastructure as a Service (IaaS) dalam adopsi komputasi awan di Indonesia (b).  adalah IEP yang merupakan titik di mana routing trafik internet berkumpul untuk saling berinterkoneksi.
Penggunaan NIX, yaitu: (a) trafik nasional meliputi penyelenggara jasa akses internet (internet service provider), penyelenggara jasa interkoneksi internet (network access point), dan atau penyelenggara sistem elektronik yang memiliki AS Number. (b).  trafik internasional meliputi penyelenggara jasa akses internet (internet service provider) dan penyelenggara jasa interkoneksi internet (network access point).

Internet dunia melambat
Namun di saat kebutuhannya meningkat, kecepatan koneksi internet dunia justru menurun. Hal ini terungkap dari data yang dikeluarkan oleh Akamai.  Perusahaan yang bergerak di bidang jaringan pengiriman data internet ini menyatakan bahwa kecepatan koneksi internet global secara rata-rata turun menjadi 2,3 Mbps pada kuartal akhir 2011, atau turun 14 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Dalam laporan terbaru  (4/2012) Akamai bertajuk "State of the tidak menguraikan hal apa yang menyebabkan koneksi internet di berbagai negara turun.  Padahal dari riset Akamai sebelumnya, kecepatan rata-rata internet dari tahun ke tahun naik 19 persen. Belum ada indikasi apakah kecepatan internet di kuartal berikutnya akan terus menurun atau tidak.

Paling lambat se-Asia
Berdasarkan hasil penelitian Akamai (lembaga riset dari Amerika Serikat) yang menyebut kecepatan internet di Indonesia dinilai paling lambat se-Asia.  Kecepatan koneksi internet rata-rata di Indonesia sekitar 772 kbps.  Kecepatan koneksi internet tersebut masih jauh dari kecepatan internet di global yang mencapai 2,3 mbps.  (lihat data dan batasan, di atas).
Untuk hal tersebut maka Menteri Komunikasi dan Informatika (2/5/2012), Tifatul Sembiring, menyatakan bahwa : (a).  penetapan kecepatan internet itu urusan operator bukan pemerintah atau mereka yang berjualan, (b).  Kemenkominfo tidak memiliki hak untuk memaksakan operator dalam menaikkan kecepatan internet di Tanah Air atau hanya operator yang bisa menentukan kecepatan internet sekaligus tarifnya. (c).  Namun, Kemenkominfo berjanji untuk selalu mendorong operator dalam menyediakan akses internet cepat, stabil, sekaligus murah di Tanah Air.  Penyediaan akses internet cepat memang jadi prioritas dari program Kemenkominfo.

Kurang tepat
Indonesia dianggap salah kaprah (kurang tepat) dalam menerapkan broadband internet yang mengakibatkan koneksi internet terasa lambat.  Hal itu mencuat dalam diskusi yang digelar Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) di Hotel InterContinental, Jakarta (15/2/2012).
Menurut Chairman Mastel Setyanto, P Santosa, : (a).  Sekitar 95 persen koneksi internet di Indonesia masih memakai koneksi wireless dan sisanya memakai kabel (ini dianggapnya salah kaprah). (b).  teknologi wireless didesain untuk low traffic namun koneksi itu di Indonesia malah digunakan untuk traffic tinggi, akibatnya koneksi internet terkesan lambat. (c).  Padahal sebagai negara berkembang justru koneksi fixed broadband yang harus diperbesar bukan malah koneksi wireless. (d).  Selama ini pemerintah terkesan lepas tangan dalam membangun infrastruktur telekomunikasi di Indonesia, semua kesannya diserahkan kepada operator dan swasta. (e).  Mastel mendesak pemerintah untuk koneksi internet di Indonesia segera membangun jaringan fixed broadband (baik yang berbasis kabel maupun serat optic) sehingga akan jauh lebih cepat dan lebih stabil dibandingkan dengan wireless broadband.


sumber:  http://isamas54.blogspot.com/2012/06/internet-indonesia-lamban.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar